SEJARAH DESA
Dilihat dari aspek sejarah, asal-usul nama desa Bringinbendo belum dapat terlacak secara pasti, konon nama Bringinbendo berasal dari nama pohon Bringin dan pohon Bendo yang dulu banyak tumbuh di desa ini.
Pohon Bringin (Ficus benjamina) merupakan spesies dari keluarga Ficus yang perakarannya mampu menyimpan air sehingga di sekitarnya sering ditemukan mata air.
Pohon beringin layak dilestarikan. Masyarakat jaman dahulu seringkali kesulitan menjelaskan konsep-konsep semacam itu. Karena itu, diciptakanlah mitos-mitos yang lebih mudah diceritakan. Salah satu mitos pohon beringin adalah bahwa pohon ini berpenunggu atau dihuni oleh makhluk ghaib berupa genderuwo. Apabila pohon beringin dirusak atau ditebang, maka penunggunya (genderuwo tersebut) akan marah. Dengan mitos tersebut, maka masyarakat menjadi tidak berani menebangnya sehingga mata air-mata air yang berada di sekitarnya tetap lestari.
Pohon Bendo adalah tumbuhan asli Indonesia. Pohon ini masih berkerabat dekat dengan Nangka dan Sukun. Getah Bendo sering digunakan sebagai perekat untuk menjerat burung. Buah muda dapat dijadikan bahan gulai atau sayur. Buah yang masak bisa dimakan langsung dan yang telah tua dimakan setelah direbus terlebih dahulu. Biji dapat dimakan setelah direbus atau digoreng
Dari legenda dan cerita sesepuh desa Bringinbendo, keberadaan desa Bringinbendo dirintis oleh beberapa tokoh masyarakat di dusun masing-masing yaitu:
Dusun Bringin Wetan
Menurut cerita sesepuh, dusun Bringin Wetan dirintis oleh 2 orang tokoh masyarakat yaitu Mbah Garban dan Mbah Joyo Sentiko. Mbah Garban dikisahkan merupakan sosok santri perintis dusun Bringin Wetan yang juga mengajar mengaji masyarakat.
Dusun Bendo
Dari legenda yang beredar di masyarakat, dusun Bendo dirintis oleh 2 orang tokoh masyarakat yaitu Mbah Soko dan Mbah Kenongo. Makam kedua tokoh tersebut kini masih dilestarikan dan tetap dijaga keutuhannya.
Dusun Bringin Kulon
Dari cerita turun temurun, dusun Bringin Kulon dirintis oleh 2 orang tokoh masyarakat yaitu Mbah Saumi dan Mbah Ganti.